Aku bingung, bingung untuk mulai menyusun sebuah kata hingga terbentuk susunan kalimat yang akan kukatakan padamu. Simple saja, aku capek mendengarmu ribut tiap hari dan mengulang semua kalimat-kalimatmu yang sama sepanjang hari. Soal ketidak jujurannyalah, sikapnya yang egoislah, dia yang gak bisa ngerti kamulah dan masih banyak lagi kritikan-kritikanmu untuknya. Aku diam, dan terus diam karena aku tak ingin menyakitimu dengan kebenaran ceritaku yang akan menghancurkan hatimu. Aku sudah berusaha menahan semua amarah dan kekecewaanku selama ini, semua itu kulakukan karena aku tak ingin menyakitimu. Aku tahu jiwamu rapuh, aku tahu hatimu seperti kaca yang mudah retak tersentuh kata. Aku tahu semua tentang kamu walaupun aku tak pernah berkata atau meneriakkannya didepanmu.
\\\'my dear, apa kabar?\\\' lagi-lagi kau datang padaku menjelang petang. Aku heran mengapa akhir-akhir ini kau menemuiku menjelang petang.
\\\'qmuu tau gak hari ini aku berantem lagi ma dia, (yach cerita yang sama dengan kemarin dan hari-hari sebelumnya) aku cuma pengen menghabiskan sedikit waktuku dengan fajri sahabat kecilku tapi dia gak pernah rela melihatku membagi waktu dengan orang lain,dear. Apa aku salah meluangkan sedikit waktu dengan sahabatku? Kamu tau kan dear selama ini aku gak pernah punya waktu untuk orang lain bahkan untuk diriku sendiri karena semua waktuku telah habis untuknya.
Dear, kadang aku pikir betapa egoisnya dia. Sejak dia bersamaku aku mulai melupakan orang-orang disekitarku bahkan aku mulai melupakan siapa aku.
Ini benar-benar menakutkan, dear.
Apakah kau pernah membayangkan seluruh waktumu beserta kenangan didalamnya mulai habis untuk satu hal saja?
Dear, selama ini aku berusaha melawan kediktatorannya tapi semua tak berlangsung lama karena aku selalu kalah darinya. Kau lihatkan bahkan aku mulai menyerah dan lemah darinya.\\\'
Hening diantara kami,
Kau mulai lagi ritual diammu sebelum akhirnya melanjutkan semua kalimat-kalimatmu. Aku masih terus menatap wajahmu yang sayu dan terlihat lelah didepanku.Aku ingin selalu memelukmu dan meyakinkanmu kalau kamu kuat, tegar dan pasti bisa meninggalkannya.
\\\'My dear, jangan pernah lelah untuk mendengarkan semua cerita-ceritaku yang membosankan. Entahlah kadang aku merasa kau mungkin muak melihatku dan semua bualanku yang menjijikan ini. Tapi kemana lagi aku harus mencari orang yang mau mendengarkan teriakan-teriakan hatiku? bahkan aku lupa dimana mereka berada.\\\'
\\\'Tapi tenang saja aku tak akan pernah melupakanmu, yah setidaknya selama ini aku belum melupakanmu setelah kehadirannya. Kau adalah kenanganku yang masih utuh dikepalaku, kau adalah otak keduaku yang menggantikan otak pertamaku yang sudah mulai rapuh dan tua. Ingat itu dear.\\\'
Kau mengakhiri kalimatmu dengan menciumku sesaat sebelum kau mulai menjauh dariku.Kulihat seorang ibu setengah baya menarikmu dan menuntunmu masuk ke kamarmu, sebelum aku sempat mengatakan apapun kepadamu. Lagi-lagi kau meninggalkanku sendiri disini, ah andaikan aku punya kaki. Samar kudengar dia mengajakmu berbicara tapi aku tahu semua itu percuma. Kau tak akan pernah mengerti apa yang ibumu katakan karena kau tak mengenali kalimat-kalimat yang keluar dari bibirnya. Alzeimer akut yang kau derita telah mengambil seluruh ingatanmu, tragis sekali bukan diusiamu yang masih 25tahun kau sudah mendapatkan penyakit mengerikan itu dari kakekmu. Aku dan lembaran-lembarankulah yang selama ini menemanimu sepanjang hari dan menjadi ingatanmu sebelum akhirnya kau akan mencampakkanku karena tak mengingatku lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar