PENDAHULUAN
Teori manajemen keuangan menyediakan
banyak variasi indeks untuk mengukur kinerja suatu bank, salah satu diantaranya
adalah rasio keuangan. Beberapa studi yang berhubungan dengan penilaian kinerja
perusahaan perbankan dengan menggunakan indikator rasio keuangan adalah
Thompson (1991), menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi terjadinya
kebangkrutan pada sebuah bank. Payamta dan Mas’ud Machfoedz, (1999) mengukur
kinerja keuangan perusahaan perbankan dengan menggunakan berbagai rasio CAMEL
(Capital adequacy, Asset quality, Management, Earning, dan Liquidity). Eko
Widodo (2001) dalam penelitiannya, menggunakan rasio keuangan untuk mengukur
asosiasi likuiditas, struktur modal, dan kualitas aktiva dengan profitabilitas
bank.
LANDASAN TEORI
Rasio
biasa digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio
solvabilitas (kecukupan modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas.
Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau
tidaknya suatu perusahaan, biasanya yang dinilai adalah kinerja keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai
berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio keuangan perusahaan
yang bersangkutan.
PEMBAHASAN
Rasio keuangan adalah ukuran yang
digunakan dalam interprestasi dana analysis laporan finansial suatu perusahaan.
Jenis rasio keuangan bank
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar peruahaan relativ terhadap hutang
lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban bank).
Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat
memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya,
serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Oleh karena itu, bank dapat dikatakan liquid apabila:
a) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang
digunakan untuk
memenuhi likuiditasnya,
memenuhi likuiditasnya,
b) Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari
kebutuhan likuiditasnya,
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya,
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya,
c) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset
baru melalui berbagai bentuk hutang.
Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi,
sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang
akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Dalam rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain:
quick ratio, banking ratio, dan loans to assets ratio.
1) Quick Ratio
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan dalam membiayai kembali
kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar
yang lebih liquid yang dimilikinya.
2) Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio (LDR)
2) Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan
kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi
rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
3) Loan to Assets Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
permintaan para debitur dengan aset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya
semakin rendah tingkat likuiditasnya.
2) Rasio Solvabilitas (Capital)
2) Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio permodalan sering disebut juga rasio-rasio
solvabilitas atau capital adequacy ratio. Analisis solvabilitas digunakan
untuk: 1) ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang
tidak dapat dihindarkan, 2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga
berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain, 3) alat
pengukuran besar kecilnya kekayaan Bank tersebut yang dimiliki oleh para
pemegang sahamnya, dan 4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen
bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang
dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Pada rasio permodalan,
dapat diukur antara lain: capital adequacy ratio.
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang
ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan
surat-surat berharga.
2) Capital to Debt Ratio
2) Capital to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana
disediakan oleh kreditor.
3) Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui
kemempuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan
untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional
perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur
antara lain: return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit
margin, dan net profit margin.
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba
dan efisiensi secara keseluruhan.
2) Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO)
2) Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank.
Semakin kecil angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut. Rasio
ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi
terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio
BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
3) Gross Profit Margin
Rasio ini untuk mangetahui kemampuan bank dalam menghasilkan
laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik
hasilnya.
4) Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan
laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan
operasinya.
5) Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko,
begitu pula didalam bisnis perbankan, banyak pula resiko yang dihadapinya.
Resiko-resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif antara lain dengan:
deposit risk ratio, dan interest risk rate ratio.
1. Deposit Risk Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukkan kemungkinan
kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan
dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
2. Interest Risk Rate Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang mengukur kemungkinan
bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga
yang dibayarkan oleh bank.
6) Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan antara lain: leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
1. Leverage Multiplier Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank
didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas pengunan aktiva tetap
tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Semakin
banyak/cepat bank mengelola aktivanya semakin efisien.
2) Assets Utilazation Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank
didalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk memperoleh total income.
3) Operating Ratio.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan
biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan.
KESIMPULAN
Rasio biasa digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja
keuangan bank. Jenis rasio yang digunakan yaitu: rasio solvabilitas (kecukupan
modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas.
DAFTAR PUSTAKA
- http://akbarginda.wordpress.com/
Hai. aku juga punya materi yang berhubungan dengan kinerja bank. kunjungi saja di.
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2232/1/Analisis%20Kinerja%20Perbankan%20yang
%20mengadopsi%20standar%20pelaporan%20internasional%20(IFRS)%20berdasarkan%20harga
%20saham,laba%20per%20saham%20dan%20kapitalitas%20pasar004.pdf
kinerja keuangan perusahaan sama bank pengukuran rasionya sama ngga mas???? kalau beda dimana bedanya?
Hapus